Jumat, 29 Juli 2011
sebuah 'ketagihan'
Pertama
Memasuki dimensi pengenalan
Awalnya, aku tidak terlalu mengenalmu ya hanya sekedar mengenal label yang tertera pada kemasanmu
Kemasanmu tidak menarik perhatianku karena hampir sama dengan yang lain
Lagipula aku sudah mempunyai favoritku waktu aku sering lewat di hadapanmu
Jadilah kau kuabaikan
Seiring dengan waktu, aku sering menjumpaimu karena tuntutan kebutuhan
Kau berdiri di tempatmu, memandangiku dengan terdiam ya terdiam membeku memandangiku
Aku hanya bolak-balik di depanmu, mengambil salah satu favoritku
Kau mulai membuatku penasaran akan 'rasa'mu
Aku pun mengambilmu, memberimu kesempatan untuk memamerka 'rasa' yang kau miliki
Ternyata dengan segenap usahamu, kau berusaha membuat mulutku nyaman ketika menguyah pada gigitan pertama
Kau berusaha membuatku keranjingan akan 'rasa' yang kau punya
Kau meleleh seketika saat aku mulai melumatmu, meletakkanmu ditengah-tengah lidah dan dinding-dinding mulutku, kau menyebar disekitar gigiku, dan aku terus mencoba untuk menikmatimu
Ah kau memiliki 'rasa' yang tidak berbeda dari yang lain, tidak spesial menurutku
Mencoba menghabiskanmu sepotong
Pada gigitan kedua, kau mencoba menarik perhatianku lagi, mencoba agar mulut ini peka terhadap 'rasa'mu
Menggigit, melumat, mengecap
Tanpa sadar aku mulai ketagihan dengan 'rasa' yang kau tawarkan pada beberapa gigitan selanjutnya
'rasa'mu makin lama makin terasa lembut dan renyah dimulutku
Terasa mengenakkan, seketika membuat mood terasa lebih baik
Kau memberikan rasa manis yang makin membuat mulutku terus mengeluarkan air liurnya saat melihatmu
Kau amat menggiurkan, mulai memabukkan dan menggoda indera pengecapku
Semua itu kau tawarkan di balik kemasanmu yang tidak terlalu menonjol
Kedua
Memasuki dimensi kemunduran
Hari-hari berlalu
Hari itu, dimana hati ini perlu sesuatu yang dapat merapikan moodku yang berantakan
Aku sudah tau kemana hati ini menuntunku, aku ambil favoritku
Tersontak kaget saat melihat favoritku itu ternyata telah meleleh
Oh tidak.. aku lupa menaruhnya di pendingin
Lelehannya menempel pada kemasan sehingga sulit untuk dibuka dan menikmati 'rasa'nya yang utuh
Lelehannya mengotori tanganku, sempat kujilat, namun rasanya berubah menjadi aneh bukan rasa yang selama ini cocok dengan indera pengecapku
Hati ini makin tidak karuan karena DIA tidak bisa lagi menenangkan hatiku, rasanya telah berubah karena pancaran matahari yang menyelimutinya
Mungkin.. zat theobromine dan zat-zat lainnya telah hilang ikut meleleh bersama hatiku karena rasa kecewa
Zat tersebut tidak lagi terkandung dalam favoritku itu sehingga 'rasa'nya berbeda, tidak bisa menenangkan hati, tidak memberikan rasa nyaman, tidak membuat jantungku berdetak sesuai irama, tidak membuat jaringan otot ini bersemangat
Ketiga
Memasuki dimensi subtitusi
Masih ku ingat ternyata masih ada satu yang kusimpan di lemari pendingin, tersembunyi dari adik kakaku, dari orang-orang agar mereka tak dapat merebutmu atau sekedar menuduh macam-macam
Kau dingin, kesejukanmu menelusuri buku-buku tanganku
Apa bisa kau rapikan semua? tanya dalam hati
Tidak akan pernah kutahu jawabannya jika aku tak mencoba
Kubuka..
Kugigit.. renyah
Kulumat.. sensasimu langsung menyebar di sekitar indera pengecap dan pengunyahku
Kuemut.. Rasa manis tertinggal dan memberikan tanda tersendiri, tanda kepemilikan, sepertinya begitu
Kau kembali mengaktifkan reaksi kimia di otakku, merangsang serotonin aktif dan seketika perasaan nyaman menggelayuti tubuh ini, mulai merapikan ruangan yg disebut hati
Sejak saat itu..
Rasamu yang kucari-cari
Rasa yang sama
Rasa yang pas
Tidak terlalu manis ataupun pahit
Tidak kelebihan gula
Tidak merubah bentuk karena kandungan lemaknya
Rasamu berhasil menciptakan dopamine dalam tubuh ini
Jangan ubah komposisi yang terkandung.. Jangan ubah rasamu
Memasuki dimensi pengenalan
Awalnya, aku tidak terlalu mengenalmu ya hanya sekedar mengenal label yang tertera pada kemasanmu
Kemasanmu tidak menarik perhatianku karena hampir sama dengan yang lain
Lagipula aku sudah mempunyai favoritku waktu aku sering lewat di hadapanmu
Jadilah kau kuabaikan
Seiring dengan waktu, aku sering menjumpaimu karena tuntutan kebutuhan
Kau berdiri di tempatmu, memandangiku dengan terdiam ya terdiam membeku memandangiku
Aku hanya bolak-balik di depanmu, mengambil salah satu favoritku
Kau mulai membuatku penasaran akan 'rasa'mu
Aku pun mengambilmu, memberimu kesempatan untuk memamerka 'rasa' yang kau miliki
Ternyata dengan segenap usahamu, kau berusaha membuat mulutku nyaman ketika menguyah pada gigitan pertama
Kau berusaha membuatku keranjingan akan 'rasa' yang kau punya
Kau meleleh seketika saat aku mulai melumatmu, meletakkanmu ditengah-tengah lidah dan dinding-dinding mulutku, kau menyebar disekitar gigiku, dan aku terus mencoba untuk menikmatimu
Ah kau memiliki 'rasa' yang tidak berbeda dari yang lain, tidak spesial menurutku
Mencoba menghabiskanmu sepotong
Pada gigitan kedua, kau mencoba menarik perhatianku lagi, mencoba agar mulut ini peka terhadap 'rasa'mu
Menggigit, melumat, mengecap
Tanpa sadar aku mulai ketagihan dengan 'rasa' yang kau tawarkan pada beberapa gigitan selanjutnya
'rasa'mu makin lama makin terasa lembut dan renyah dimulutku
Terasa mengenakkan, seketika membuat mood terasa lebih baik
Kau memberikan rasa manis yang makin membuat mulutku terus mengeluarkan air liurnya saat melihatmu
Kau amat menggiurkan, mulai memabukkan dan menggoda indera pengecapku
Semua itu kau tawarkan di balik kemasanmu yang tidak terlalu menonjol
Kedua
Memasuki dimensi kemunduran
Hari-hari berlalu
Hari itu, dimana hati ini perlu sesuatu yang dapat merapikan moodku yang berantakan
Aku sudah tau kemana hati ini menuntunku, aku ambil favoritku
Tersontak kaget saat melihat favoritku itu ternyata telah meleleh
Oh tidak.. aku lupa menaruhnya di pendingin
Lelehannya menempel pada kemasan sehingga sulit untuk dibuka dan menikmati 'rasa'nya yang utuh
Lelehannya mengotori tanganku, sempat kujilat, namun rasanya berubah menjadi aneh bukan rasa yang selama ini cocok dengan indera pengecapku
Hati ini makin tidak karuan karena DIA tidak bisa lagi menenangkan hatiku, rasanya telah berubah karena pancaran matahari yang menyelimutinya
Mungkin.. zat theobromine dan zat-zat lainnya telah hilang ikut meleleh bersama hatiku karena rasa kecewa
Zat tersebut tidak lagi terkandung dalam favoritku itu sehingga 'rasa'nya berbeda, tidak bisa menenangkan hati, tidak memberikan rasa nyaman, tidak membuat jantungku berdetak sesuai irama, tidak membuat jaringan otot ini bersemangat
Ketiga
Memasuki dimensi subtitusi
Masih ku ingat ternyata masih ada satu yang kusimpan di lemari pendingin, tersembunyi dari adik kakaku, dari orang-orang agar mereka tak dapat merebutmu atau sekedar menuduh macam-macam
Kau dingin, kesejukanmu menelusuri buku-buku tanganku
Apa bisa kau rapikan semua? tanya dalam hati
Tidak akan pernah kutahu jawabannya jika aku tak mencoba
Kubuka..
Kugigit.. renyah
Kulumat.. sensasimu langsung menyebar di sekitar indera pengecap dan pengunyahku
Kuemut.. Rasa manis tertinggal dan memberikan tanda tersendiri, tanda kepemilikan, sepertinya begitu
Kau kembali mengaktifkan reaksi kimia di otakku, merangsang serotonin aktif dan seketika perasaan nyaman menggelayuti tubuh ini, mulai merapikan ruangan yg disebut hati
Sejak saat itu..
Rasamu yang kucari-cari
Rasa yang sama
Rasa yang pas
Tidak terlalu manis ataupun pahit
Tidak kelebihan gula
Tidak merubah bentuk karena kandungan lemaknya
Rasamu berhasil menciptakan dopamine dalam tubuh ini
Jangan ubah komposisi yang terkandung.. Jangan ubah rasamu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
seperti pepatah jawa: witing tresno jalaran saka kulina....
love comes by frequently :)
Posting Komentar