Minggu, 11 September 2011
dua kata yang terlambat
Kepada mereka yang hatinya memar karena terantuk sesuatu yang keras
Kepada mereka yang berpura-pura sabar dan tersenyum di hadapanku
Kepada mereka yang lebih memilih menutup diri karena trauma akan kesakitan
Kepada mereka yang harus menelan pil kecewa karena mengetahui semua
Kepada mereka yang merasa dikendalikan tanpa konsep ke arah yang salah
Kepada mereka yang telah mengubah sikap, pikiran, sifat karena sebuah keputusan
Kepada mereka yang akan menghindar jauh dari hadapanku karena muak melihat wajahku yang kotor
Kepada mereka yang seharusnya tidak mengenalku, tidak mengetahui namaku
Kepada mereka yang berharap bisa memutar waktu
Kepada mereka yang sampai saat ini masih menyimpan beban di hati atau pikiran
Kepada mereka yang harus mencium kebusukan dari dalam diriku
Kepada mereka yang kuterbangkan tinggi namun kujatuhkan dengan tiba-tiba
Kepada mereka yang harus mendengar semua janji-janji palsu
Kepada mereka yang tidak lagi menerima sosok setan kecil dalam kehidupannya
Kepada mereka yang terpaksa meneteskan air mata demi diri yang hina
Kepada mereka yang telah menulis ribuan kata cinta demi mendapat sebuah keyakinan
Kepada mereka yang rela melakukan apa saja demi memenuhi sebuah keinginan
Kepada mereka yang merasa ketidakadilan ada dalam hidup
Kepada mereka yang harus mengingkari janji demi sebuah pengorbanan
Kepada mereka yang tersakiti karena seucap kata yang munafik, seonggok perbuatan yang menyisakan tanda
Kepada mereka yang haus kepekaan tetapi aku tidak pernah menyiraminya
Kepada mereka yang harus sabar dalam mencintai
Kepada mereka yang pernah mengenal dan tahu akan sosokku
Maaf
Hanya dua suku kata itu yang dapat terlontar dari mulut yang kalian tahu penuh dengan nista
Tapi sungguh, ini kuucapkan bukan sekedar sebagai untuk jadi sampah
Sungguh, kutulis kata itu dengan penuh rasa harap dialiri air yang deras bahwasanya kata itu tidak berlabuh pada tempat pembuangan sampah semata
Ini bukan kata-kata abstrak, kata-kata yang tidak terlihat jadinya tidak diperhatikan
Bagiku ini sebuah kata-kata yang REAL, yang ADA tetapi hanya orang-orang yang rela membuka sedikit jendela dan pintu rumahnya yang bisa melihat secercah cahaya yang ditampakkan dari dua suku kata itu
Bagiku, pintu itu yang akan mengembalikan kita semua ke dalam satu wadah yang disebut relationship dibandingkan hanya menutup pintu itu demi sekedar memenuhi tunaku tutan ego semata
Tapi sungguh, aku bukan malaikat ataupun dewa, kalian tahu itu
Izinkanlah diriku untuk dapat memasuki pintu itu sedikit agar aku bisa bernafas lega
LEGA
AAAAAAH
Kepada mereka yang berpura-pura sabar dan tersenyum di hadapanku
Kepada mereka yang lebih memilih menutup diri karena trauma akan kesakitan
Kepada mereka yang harus menelan pil kecewa karena mengetahui semua
Kepada mereka yang merasa dikendalikan tanpa konsep ke arah yang salah
Kepada mereka yang telah mengubah sikap, pikiran, sifat karena sebuah keputusan
Kepada mereka yang akan menghindar jauh dari hadapanku karena muak melihat wajahku yang kotor
Kepada mereka yang seharusnya tidak mengenalku, tidak mengetahui namaku
Kepada mereka yang berharap bisa memutar waktu
Kepada mereka yang sampai saat ini masih menyimpan beban di hati atau pikiran
Kepada mereka yang harus mencium kebusukan dari dalam diriku
Kepada mereka yang kuterbangkan tinggi namun kujatuhkan dengan tiba-tiba
Kepada mereka yang harus mendengar semua janji-janji palsu
Kepada mereka yang tidak lagi menerima sosok setan kecil dalam kehidupannya
Kepada mereka yang terpaksa meneteskan air mata demi diri yang hina
Kepada mereka yang telah menulis ribuan kata cinta demi mendapat sebuah keyakinan
Kepada mereka yang rela melakukan apa saja demi memenuhi sebuah keinginan
Kepada mereka yang merasa ketidakadilan ada dalam hidup
Kepada mereka yang harus mengingkari janji demi sebuah pengorbanan
Kepada mereka yang tersakiti karena seucap kata yang munafik, seonggok perbuatan yang menyisakan tanda
Kepada mereka yang haus kepekaan tetapi aku tidak pernah menyiraminya
Kepada mereka yang harus sabar dalam mencintai
Kepada mereka yang pernah mengenal dan tahu akan sosokku
Maaf
Hanya dua suku kata itu yang dapat terlontar dari mulut yang kalian tahu penuh dengan nista
Tapi sungguh, ini kuucapkan bukan sekedar sebagai untuk jadi sampah
Sungguh, kutulis kata itu dengan penuh rasa harap dialiri air yang deras bahwasanya kata itu tidak berlabuh pada tempat pembuangan sampah semata
Ini bukan kata-kata abstrak, kata-kata yang tidak terlihat jadinya tidak diperhatikan
Bagiku ini sebuah kata-kata yang REAL, yang ADA tetapi hanya orang-orang yang rela membuka sedikit jendela dan pintu rumahnya yang bisa melihat secercah cahaya yang ditampakkan dari dua suku kata itu
Bagiku, pintu itu yang akan mengembalikan kita semua ke dalam satu wadah yang disebut relationship dibandingkan hanya menutup pintu itu demi sekedar memenuhi tunaku tutan ego semata
Tapi sungguh, aku bukan malaikat ataupun dewa, kalian tahu itu
Izinkanlah diriku untuk dapat memasuki pintu itu sedikit agar aku bisa bernafas lega
LEGA
AAAAAAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar