Sabtu, 10 September 2011
Duduklah dulu
Pejamkan sejenak matamu
Rasakan perlahan hembusan angin yang membisik lemah dikupingmu
Latihlah sekelompok marching degup jantung yang tak selaras itu
Atur setiap deru napas yang coba memburu
Anggaplah kau berada langsung di pangkuan-Nya
Buliran air mata telah siap tumpah membasahi-Nya
Menangislah hingga air matamu berbekas terbentuk
Adukan semua yang tak teradukan saat siang memberimu waktu
Ceritalah apa yang tak terselip saat kalian obral obrolan
Yakinkan, Dia tidak akan pernah mengumbar-umbarnya secara murah
Dia akan menyimpannya walau sampai cuci gudang sekalipun
Sudah
Buka perlahan jendela
Secercah cahaya terpantul dari balik buliran yang masih tersisa di daunnya
Cahaya yang masih samar-samar terlihat
Kami kirimkan cahaya itu
Hapuslah penyamarannya dan lihat sesuatu di baliknya
Sekarang
Jangan takut akan malam
Padamkan peneranganmu
Sebab kau telah menerima jawaban untuk memulai hari mu kembali esok
Pejamkan sejenak matamu
Rasakan perlahan hembusan angin yang membisik lemah dikupingmu
Latihlah sekelompok marching degup jantung yang tak selaras itu
Atur setiap deru napas yang coba memburu
Anggaplah kau berada langsung di pangkuan-Nya
Buliran air mata telah siap tumpah membasahi-Nya
Menangislah hingga air matamu berbekas terbentuk
Adukan semua yang tak teradukan saat siang memberimu waktu
Ceritalah apa yang tak terselip saat kalian obral obrolan
Yakinkan, Dia tidak akan pernah mengumbar-umbarnya secara murah
Dia akan menyimpannya walau sampai cuci gudang sekalipun
Sudah
Buka perlahan jendela
Secercah cahaya terpantul dari balik buliran yang masih tersisa di daunnya
Cahaya yang masih samar-samar terlihat
Kami kirimkan cahaya itu
Hapuslah penyamarannya dan lihat sesuatu di baliknya
Sekarang
Jangan takut akan malam
Padamkan peneranganmu
Sebab kau telah menerima jawaban untuk memulai hari mu kembali esok
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar